Jumat, 01 April 2011

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya darikebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas daripenderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak,aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMAKetika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang
memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping sayadan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUASekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum
dan berkata:"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGAKetika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yangdingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata: "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPATSetelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin
susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalahkecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMASetelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirimbalik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya
punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAMSetelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudianmemperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUHSetelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yangditahannya. Terlihat dengan
jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "angan menangis anakku,Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasatersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Cobadipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan
dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudahbahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkankembali lagi.. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

1 April 2011

dear diary,
dipagi hari dikejutkan dengan keadaan kota medan yang terendam air, yang saya sendiri belum menemukan asal mula nya air tersebut. tapi perkiraan nya itu merupakan air hujan yang turun dari gunung. pemandangan yang sedikit membuat hatiku sedih akan keadaan masyarakat yang tertimpa musibah kebanjiran tersebut. memang belakangan ini air hujan sering turun, deras dan berkepanjangan lagi. jalan macet juga tak terhindari lagi, tapi untung saya berkendaraan sepeda motor jadi tidak sulit untuk melewati kemacetan tersebut.
sesampai di pabrik tempat saya bekerja, saya sempat kewalahan karena belum sarapan pagi. bertepatan karena menitip sarapan dari tmn yang datang kerja dengan bus. sekitar jam 09:30, barulah tiba bus karyawan nya. dan dengan segera saya kedapur untuk makan sarapan dengan lahap. nasi goreng yang begitu banyak saya habiskan dalam kurun waktu 10 menit. hehe. setelah siap makan saya melakukan pekerjaan di awal bulan. rutinitas keseharian yang biasa padat dan hampir setiap hari membuat saya kewalahan apabila kerjaan nya banyak, sedikit berkurang dengan ada nya pengganti posisi saya sekarang.
siang hari nya saya makan siang di luar pabrik berempat bersama pengganti saya dan dua bawahan saya. setelah jam makan siang saya pun kembali kerja. kembali ditawarkan pekerjaan dengan posisi yang beda dengan sekarang, memang benar posisi baru itu merupakan hobi dan sesuatu hal yang harus saya kuasai. tetapi ada satu hal yang memberatkan diri untuk langsung menjawab nya, karena untuk posisi sebelum nya saya sudah di beritahu oleh ibu kandung saya untuk mencari pekerjaan baru di tempat lain yang lebih dekat dari tempat tinggal. karena perjalanan jauh itulah makanya untuk mengundurkan diri saya sangat di dukung. jadi sebelum saya membicarakan ke ibu saya, rasanya sangat sulit untuk langsung menjawab atau menyanggupi tawaran yang di berikan manager perusahaan di tempat saya bekerja. maka dari itu saya meminta waktu satu hari atau besok tanggal 2 April 2011 saya akan memberikan jawaban atas tawaran nya itu.
dukungan satu per satu rekan kerja untuk saya agar menyanggupi tawaran itu semakin kuat, seolah tawaran tersebut sudah yang terbaik untuk saya saat ini.
sore hari nya sesampai dirumah, segera saya mengisi daya baterai ponsel. karena sudah kehabisa daya sampai-sampai tidak menyala sama sekali. setelah itu saya menghubungi ibu saya, untuk meminta izin akan tawaran tersebut. pada awalnya mungkin ibu saya masih sedikit kecewa atas keinginan saya ini, tapi semua itu juga sudah menjadi kemauan saya untuk mencari pengalaman dan mendalami pekerjaan baru di posisi yang beda dari sebelum nya. akhir nya ibu saya setuju juga untuk tawaran ini.
sekitar jam 19:00 gitu saya pun pergi untuk main badminton dmn janji dengan rekan kerja yang sulit untuk di ingkar, karena saya sering tidak ikut mereka untuk bermain bersama.
jam 21:00 hujan deras yang takterhindar pun sudah reda sedikit, yah walau hujan juga harus pulang dan mencari makan malam.
sesampai di rumah jam juga sudah menunjukkan angka 22:15.
hingga tulisan ini saya buad yang ditulis dari jam 12 malam selama 40 menit. dan saya juga bersiap untuk tidur.
terima kasih sudah membaca ringkasan kegiatan saya..